Ingin Mencari Website Yang Relevan?

Google

Ingin Duit Dari Internet?

Rabu, 23 April 2008

Memahami, Tidak Menerima

(Survey Litbang Kompas, Minggu 20 April 2008)
Sikap masyarakat terhadap pelacuran agaknya mendua. Mereka umumnya menunjukkan pemaklumannya mengapa seorang perempuan jatuh menjadi pekerja seks komersial (PSK). Mereka percaya, menjadi PSK sebenarnya bukanlah karena kemauan sendiri, tetapi umumnya karena terdesak oleh kesulitan ekonomi. Hanya saja dengan pemahaman itu, bukan berarti mereka lantas bisa menerima praktik pelacuran. Sebagian besar responden menyatakan lokalisasi harus diberantas.
Itulah hasil survei Litbang Kompas yang dilakukan tanggal 15-16 April 2008 melalui telepon pada 377 responden berusia di atas 17 tahun. Responden dipilih secara acak dari Buku Petunjuk Telepon Surabaya. Lebih khusus, lokalisasi yang dimaksud dalam survei ini adalah Dolly, yang pasti tidak asing lagi di Surabaya. Hasil survei ini harus dianggap bukan pendapat seluruh warga Surabaya.
Terhadap pertanyaan, apakah seseorang menjadi PSK karena kemauan sendiri atau karena terdesak keadaan, 77,8 persen responden menjawab karena "terdesak keadaan".
Dengan berbagai latar belakangnya, apakah menurut para responden pelacuran bisa diberantas? Disini yang menjawab "tidak bisa" cukup besar, yakni 62 persen.
Kalau begitu, upaya penertiban sia-sia, dong? Dalam arti, PSK tidak bisa alih profesi? Hampir separuh jumlah responden, yakni 48,9 persen, menjawab PSK-nya sendiri memang tidak bisa alih profesi.
Dengan segala pemahaman kognitif itu, tidak dengan sendirinya mereka lalu menoleransi adanya lokalisasi seperti Dolly. Sejumlah 70,1 persen responden menolak keberadaan lokalisasi Dolly. (BE SATRIO/LITBANG KOMPAS)

Tidak ada komentar: